Ciri-ciri dan Fungsi Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tenggara
18 June 2018
Add Comment
Rumah Adat Banua Tada Sulawesi Tenggara
METIF Media Edukatif-Masyarakat Sulawesi tenggara adalah masyarakat merupakan bentuk dari akulturasi dari beberapa suku yang bermukim di daerah tersebut, adapun suku-suku tersebut diantaranya adalah suku Buton (Wolio), suku Wawoni, suku Tolaki, suku Muna, dan suku Morenene, dari Akulturasi tersebut lahirlah keunikan-keunikan tersendiri sehingga dinamika suku di provinsi ini kian menggema. Walaupun demikian, budaya asli yang menjadi ciri khas daerah masing-masing suku tetap lestari dan terjaga dengan baik, hal tersebut terbukti bahwa hingga kini susu yang ada di daerah tersebut masih mempertahankan keutuhan budaya dari sukunya masing-masing, dan rumah adat yang menjadi ikon dari Provinsi Sulawesi Tenggara ini adalah Rumah Banua Tada.
Rumah Banua Tada ini adalah merupakan rumah dengan ukuran besar dan identik dengan suku Buton, terdapat beberapa keunikan yang ada di rumah ini, adapun beberapa keunikannya adalah tampak dari segi arsitekturnya, fungsinya dan nilai filosofis pada rumah tersebut. Rumah Banua Tada dari provinsi Sulawesi Tenggara ini terdiri dari dua kata yaitu Banua dan Tada, Banua artinya rumah dan Tada artinya siku, sehingga rumah Banua Tada disebut juga dengan Rumah Siku dan hal ini tampak dari model bangunan rumah yang banyak terdapat siku.Nah silahkan simak penjelasan selengkapnya di bawah ini ;
1. Struktur dan Arsitektur Rumah Banua Tada
Rumah Banua Tada di tinjau berdasarkan strata sosial pemiliknya terbagi menjadi 3 jenis banua tada simak penjelasannya berikut ini ;
a. Ada yang menyebut Rumah Banua Tada dengan nama Malige, malige ini merupakan rumah Banua Tada yang biasanya di pakai secara khusus oleh para sultan serta kerabatnya, dan Malige ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada Rumah Banua pada umumnya. Rumah Rumah Banua mempunyai empat buah lantai serta atap nya bersusun dua,
b. Berikutnya Rumah Banua Tada atau Tare Pata Pale, merupakan Rumah Banua Tada yang biasanya di tempati oleh pegawai serta pejabat istana, dan rumah tersebut memiliki tiang sebanyak empat buah, atapnya bersusun, rumah ini juga dilengkapi dengan dua buah jendela yang masing-masing berada di sebelah kanan dan kiri rumah ini.
c. Berikutnya adalah rumah Banua Tada Tare Talu Pale, rumah Banua Tada ini biasanya di gunakan kalangan masyarakat atau orang biasa. Rumah tersebut dilengkapi dengan tiang berjumlah tiga buah, atapnya berbentuk simetris, dan bahan utama pembuatan rumah ini adalah bambu, papan, serta rotan, pada setiap ruangan rumah ini dilengkapi dengan satu buah jendela yang di pasang di sisi kiri maupun sisi kanan sesuai dengan keadaan.
Secara umum setiap jenis rumah Banua Tada di atas tersusun dari bahan atau material yang sama, baik itu bagian tiang, lantai, dinding bahkan atapnya, adapun tiang-tiang yang di pasang menurut tiga jenis rumah tersebut, tiang utama rumah Rumah Banua ini di posisikan pada bagian tengah (Kabelai), tiang penyangga, serta tiang pembantu.
Tiang-tiang yang di dirikan pada rumah Rumah Banua di buat bulat dan posisinya di tumpangkan di atas pondasi batu, atau batu yang cukup besar. Sedangkan untuk bagian lantainya juga terbuat dari kayu jati yang disusun sedemikian rupa sehingga tetap kokoh, dan tetap saling menyatu meski tidak di paku karena pemasangannya menggunakan sistem kunci, sama halnya dengan bagian dindingnya yang juga di pasang menggunakan teknik kunci, sedangkan bagian atap terbuat dari bahan daun rumbia dan juga tiap-tiap yang di susun rapi secara bertumpukan.
2. Fungsi Rumah Adat Banua Tada
Secara umum bagunan dari rumah Banua Tada ini berfungsi sebagai tempat tinggal, namun menurut kegunaannya rumah adat Sulawesi Tenggara Banua Tada ini terbagi atas beberapa ruangan dan hal ini disesuaikan dengan keperluannya. Untuk jenis rumah Rumah Banua Tada yang akan di jadikan sebagai tempat tinggal bagi Sultan Rumah Kamali dimana rumah tersebut terdiri dari 4 lantai , Lantai yang pertama terdiri dari 7 ruangan.
Ruang 1 dan 2 difungsikan untuk ruang sidang bagi anggota Adat Kerajaan Buton dan berfungsi pula sebagai tempat menerima tamu. Selanjutnya untuk Ruangan 3 dibagi lagi menjadi dua, bagian yang kiri sebagai ruangan untuk kamar tidur bagi tamu sedangkan yang ada di sebelah kanan difungsikan untuk ruang makan bagi tetamu yang datang. Untuk Ruangan yang ke 4 difungsikan untuk kamar anak-anak Sultan yang sudah menikah, pada bagian Ruangan 5 di jadikan untuk ruang makan bagi Sultan, dan untuk 6 dan 7 digunakan sebagai kamar untuk anak bujang Sultan yang sudah dewasa.
Ruangan Lantai kedua Ruangan yang satu ini terdiri dari 14 buah kamar, pada sisi kanan rumah terdapat 7 buah kamar dan bagian sisi kirinya juga terdapat 7 buah kamar sehingga jumlahnya menjadi 14 kamar, kamar-kamar tersebut berfungsi sebagai ruangan administrasi kerajaan, baik itu kantor, gudang, ruang tamu maupun yang lainnya. Untuk Lantai ketiga ini hanya terdapat 1 ruangan yang ukurannya cukup besar , dan ruangan ke tiga dini difungsikan sebagai tempat wisata atau rekreasi dan juga sekaligus sebagai aula. Untuk Lantai ke 4 berfungsi untuk tempat menjemur baik itu pakaian, maupun yang lainnya.
3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Adat Banua Tada
Ciri-ciri gaya arsitektur, struktur rumah, dan juga pembagian tiap-tiap ruang yang sudah di jelaskan diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa Rumah Adat Banua Tada ini memiliki beberapa keunikan serta ciri khas tersendiri, keunikan tampak dari jumlah tingkatan rumah, dimana rumah Rumah Adat Banua Tada ini memiliki 4 tingkat, bangunan yang kokoh walaupun di buat tanpa membenamkan paku sebagai penguatnya, nah hal tersebut merupakan beberapa ciri khas yang membedakan antara rumah adat dari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan rumah adat lain yang ada di seluruh Indonesia.
Demikian penjelasan dari Ciri-ciri Fungsi Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tenggara Banua Tada kali, ini semoga bermanfaat bagi kita semu, sekian dan salam METIF-Media Edukatif.
0 Response to "Ciri-ciri dan Fungsi Rumah Adat Provinsi Sulawesi Tenggara"
Post a Comment