MEDIA EDUKATIF
25 June 2018
Add Comment
PERMAINAN EDUKATIF atau MEDIA EDUKATIF
A. DEFINISI PERMAINAN EDUKATIF
Sahabat METIF-Media Edukatif di manapun berada, Definisi dari permainan edukatif adalah, segala bentuk permainan yang diciptakan dengan tujuan memberikan pengalaman belajar atau pendidikan pada para pemainnya, jenis-jenis permainan tersebut meliputi permainan tradisional dan juga modern, dimana dari beberapa jenis permainan tersebut memiliki muatan pendidikan serta pengajaran (Adams, 1975). Berdasarkan pengertian tersebut, segala bentuk permainan yang dikemas guna memberikan informasi dan penanaman karakter tertentu, seperti memupuk semangat kebersamaan, kegotong royongan, dan permainan edukatif tersebut mampu memberikan manfaat dalam kategori belajar secara kognitif serta afektif. Dengan begitu, tidak menjadi permasalahan apakah permainan atau media edukatif tersebut asli dirancang secara khusus khusus (by design) untuk keperluan pendidikan atau media edukatif model lama atau tradisional yang digunakan (by utilization) sebagai media edukatif atau pendidikan.
Media Edukatifadalah serangkaian peralatan permainan menyenangkan serta berguna sebagai sebuah metode pendekatan untuk memberikan pendidikan dan dengan metode pendidikan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berbahasa, serta bergaul, berpikir dengan lingkungannya, berguna untuk memberi kebugaran terhadap fisik anak, mengembangkan kepribadian, dan sekaligus menjadi media penghubung antara pendidik dengan peserta didik, dan dengan demikian pendidik akan mudah dalam menyalurkan kegiatan pembelajaran kepada peserta anak didik.
Permainan edukatif juga bisa berarti sesuatu bentuk aktivitas yang dilaksanakan dengan tujuan mendapatkan kesenangan dari metode atau Media Edukatif pendidikan yang dipakai dalam aktivitas bermain, dan disadari atau tidak, media edukatif tersebut mempunyai muatan pendidikan yang dapat berguna dalam mendevelop diri peserta didik, Artinya permainan edukatif merupakan sesuatu bentuk aktivitas mendidik yang dilaksanakan dengan memakaikan metode atau media edukatif berupa permainan yang bersifat mendidik. Ringkasnya, permainan edukatif ialah permainan yang bersifat mendidik.
B. PERMAINAN MEDIA EDUKATIF DALAM PENDIDIKAN
Dunia anak ialah dunia bermain, melewati bermain anak mendapati temuan yang mengandung aspek pernyebaran kognitif, sosial, emosi serta pernyebaran fisik. melewati aktivitas bermain dengan beragam permainan anak dirangsang buat berkembang secara umum baik pernyebaran berpiikir, emosi ataupun sosial Anak-anak umur 2-8tahun merupakan anak terhadap level praoperasional. rujukan oleh Piaget ciri pokok pernyebaran terhadap level ini ialah terhadap pemakaian simbol atau bahasa tanda, serta mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Praoperasional(2-4tahun )pada umur ini anak sudah dapat menggunakkan bahasa dalam mendevelop konsepnya, meskipun masih amat sederhana. Karakteristik terhadap level ini adalah:
1. Self counter amatmenonjol,
2. Dapat mengklasifikasikan objek terhadap status basis secara tunggal serta mencolok,
3. Tidak dapat memusatkan pandangan terhadap objek-objek yang berbeda,
4. Mampu mengumpulkan barang-barang rujukan oleh karena itu diantaranyakriteria
yang benar,
5. Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tatapi tak bisa memaparkan.
Perbedaan antara deretan Tahap Intuitif (4-8 tahun) mempunyai karakteristik sebagai berikut :
(1) anak dapat membentuk kelas-kelas, tetapi kurang merasai maksudnya,
(2) anak mulai mengerti kaitan logis terhadap hal-hal yang kompleks,
(3) anak bisa melaksanakan sebuah pada sebanyak ide,
(4) anak dapat mendapati prinsip secarra benar .
Pendidikan anak usia dini antara (0-8tahun) merupakan wadah belajar dan juga tempat bermain bagi anak-anak. Anak-anak diajarkan mengenal aturan, disiplin, tanggung jawab serta kemandirian dengan metode bermain. Anak juga diajarkan bagaimana mereka sesegera mungkin menyesuaikan diri dengan lingkungannya, berempati dengan temannya, tentunya juga berlatih bekerja sama dengan anak yang lain Melalui aktivitas bermain yang mengandung edukasi, daya pikir anak akan terangsang buatmerangsang pernyebaran emosi, pernyebaran sosial serta pernyebaran fisik. tiap anak mempunyai kemampuan serta ketertarikan bermain yang lain hal bergantung dari pernyebaran anak.
Dari kebiasaannya ini juga akan memicu fantasi-fantasi besar oleh anak, serta jelas saja akan semakin memperbanyak rasa ketertarikan anak terhadap permainan tersebut.
Permainan atau media edukatif bagi anak-anak, memiliki manfaat :
1) Permainan atau media edukatif dapat membantu anak dalam mendevelop dirinya,
2) Permainan atau media edukatif dapat minengkatkan kemampuan berkomunikasi bagi anak,
3) Permainan atau media edukatif dapat membantu anak dalam menciptakan Perihal baru atau dapat berinovasi terhadap suatu permainan,
4) Permainan atau media edukatif dapat menaikkan metode beranalogi terhadap anak,
5) Permainan atau media edukatif dapat menaikkan keingintahuan anak,
6) Permainan atau media edukatif dapat menaikkan rasa percaya diri terhadap anak,
7) Permainan atau media edukatif dapat merangsang imajinasi terhadap anak,
8) Permainan atau media edukatif bisa melatih kemampuan bahasa terhadap anak,
9) Permainan atau media edukatif dapat membentk moralitas anak,
10)Permainan atau media edukatif bisa mendevelop sosialisasi terhadap anak.
Dalam menentukan permainan edukatif, orang tua atau pendidik harus pintar pintar dalam memilih, karena tidak semua yang harganya mahal dan modern itu bersifat mendidik, bisa jadi itu hanya menanamkan sifat konsumtif pada anak. Selayaknya orang tua dirumah dan pendidik di sekolah dapat memilih dan menyediakan media-media yang dapat mendukung perkembangan kepribadian anak, yang menyangkut fisik, intelektual, sosial, moral dan emosional anak.
C. SYARAT-SYARAT YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMILIH MEDIA EDUKATIF
Permainan edukatif harus mempunyai fungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak, seperti motorik, bahasa, kecerdasan, dan sosialisasi.
Selain itu alat permainan edukatif harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga anak akan mudah frustasi, atau terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan.
Selain itu alat permainan edukatif harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tetapi jangan terlalu sulit sehingga anak akan mudah frustasi, atau terlalu mudah sehingga anak akan cepat bosan.
Dalam memilih permainan edukatif, guru dan orang tua harus memperhatikan kelayakan dan keamanan mainan tersebut. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan edukatif diantaranya:
1. Desain Mudah dan Sederhana
Sebaiknya desain permainan edukatif mempunyai desain yang sederhana. Hal paling penting adalah tepat dan mengena pada sasaran edukasi, sehingga anak tidak terbebani dengan kerumitannya.
Sebaiknya desain permainan edukatif mempunyai desain yang sederhana. Hal paling penting adalah tepat dan mengena pada sasaran edukasi, sehingga anak tidak terbebani dengan kerumitannya.
2. Multifungsi
Permainan edukasi sesuai untuk anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk sesuai kreativitas dan keinginan anak.
Permainan edukasi sesuai untuk anak lelaki atau perempuan, sehingga dapat juga dibentuk sesuai kreativitas dan keinginan anak.
3. Menarik
Permainan edukatif sebaiknya mampu memotivasi anak dan tidak memerlukan pengawasan yang intensif. Sehingga anak akan bebas mengekspresikan kekreatifannya.
Permainan edukatif sebaiknya mampu memotivasi anak dan tidak memerlukan pengawasan yang intensif. Sehingga anak akan bebas mengekspresikan kekreatifannya.
4. Berukuran besar
Permainan edukatif sebaiknya berukuran besar karena kan memudahkan anak untuk memegangnya dan menghindari kemungkinan membahayakan misalnya dimasukkan ke mulut, maka sebaiknya memilih peralatan yang besar.
Permainan edukatif sebaiknya berukuran besar karena kan memudahkan anak untuk memegangnya dan menghindari kemungkinan membahayakan misalnya dimasukkan ke mulut, maka sebaiknya memilih peralatan yang besar.
5. Awet dan sesuai kebutuhan
Hendaknya permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan.
Hendaknya permainan edukasi tahan lama dan sesuai tujuan yang diinginkan, sesuai kebutuhan dan tidak menghabiskan ruangan.
6. Mendorong Anak untuk bermain bersama
Sebaiknya memilih anak yang memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan temannya dengan segenap kreativitasnya.
Sebaiknya memilih anak yang memberi kesempatan untuk bersosialisasi dengan temannya dengan segenap kreativitasnya.
7. Mengembangkan Daya Fantasi
Permainan edukasi diharapkan mampu mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak. Walaupun alat permainan edukatifnya sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas. Alat permainan edukatif harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah rusak. Kalau ada bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti. Selain itu pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas.
Permainan edukasi diharapkan mampu mengembangkan daya fantasi dan imajinasi anak. Walaupun alat permainan edukatifnya sederhana harus tetap menarik baik warna maupun bentuknya. Bila bersuara, suaranya harus jelas. Alat permainan edukatif harus mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya sangat umum dan harus tidak mudah rusak. Kalau ada bagian-bagian yang rusak harus mudah diganti. Selain itu pemeliharaannya mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat, dan harganya terjangkau oleh masyarakat luas.
D. CONTOH-CONTOH MEDIA EDUKATIF
1. PUZZLE
Puzzle yang dipakai adalah puzzle yang sederhana, gambarnya belum terlalu rumit dan cocok untuk anak prasekolah sampai umur 8 tahun. Puzzle ini suatu bentuk permainan beregu yang menugasi pemain untuk menggabungkan atau merangkai kembali potongan-potongan kertas berbangun tak beraturan sehingga menjadi suatu bangun atau bentuk tertentu seperti bujur sangkar, empat persegi panjang, trapesium, jajaran genjang, lingkaran, dan segi tiga.
Puzzle yang dipakai adalah puzzle yang sederhana, gambarnya belum terlalu rumit dan cocok untuk anak prasekolah sampai umur 8 tahun. Puzzle ini suatu bentuk permainan beregu yang menugasi pemain untuk menggabungkan atau merangkai kembali potongan-potongan kertas berbangun tak beraturan sehingga menjadi suatu bangun atau bentuk tertentu seperti bujur sangkar, empat persegi panjang, trapesium, jajaran genjang, lingkaran, dan segi tiga.
Tujuan dari permainan diharapkan mengandung aspek moral dan inteleknya. Pemainnya adalah anak usia dini, atau prasekolah yang baru belajar mengenal bangun dan bentuk. Alat pada permainan ini adalah kertas berbangun tertentu, misalnya bujur sangkar, kemudian dipotong menjadi beberapa bagian dan beragam bentuknya.
Sebelum permainan dimulai guru menjelaskan terlebih dahulu macam-macam bentuk sederhana dan bangun. Guru memimpin permainan dan menjelaskan bahwa dalam permainan ini diperlukan kerjasama dan kebersamaan. Guru juga memberi contoh kerjasama dalam kehidupan nyata, misalnya kerja bakti membersihkan halaman rumah, membangun jalan dan lain sebagainya. Guru juga memberi contoh macam-macam benda yang mirip dengan bentuk bangun tersebut yang bisa ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu guru menjelaskan ciri-ciri dari bangun yang akan dimainkan tersebut, misalkan jumlah sisinya, bentuk sudutnya. guru mengumumkan bahwa anak-anak akan diajak bersama-sama memainkan permainan membentuk bangun/bentuk itu; kemudian pemimpin permainan mempersiapkan tempat dan alatnya dengan sedapat mungkin melibatkan anak-anak.
Selanjutnya guru pemimpin permainan merekrut pemain. Jumlah pemain adalah sama dengan jumlah kepingan kertas yang tersedia dalam satu set alat permainan. Pemain kemudian diminta berdiri mengelilingi meja tempat permainan. Anak-anak yang lain diminta menonton jalannya permainan. Kemudian guru menjelaskan bahwa potongan-potongan kertas itu bisa dibentuk kembali apabila disusun menjadi satu.
Guru pemimpin permainan harus pula menjelaskan bahwa kerja sama juga diperlukan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya (pemimpin permainan harus menunjukkan contohnya yang dapat dilihat oleh anak-anak dalam lingkungan masing-masing, misalnya membuat rumah, membersihkan got/ sungai, menata rumah, dan menjaga rumah atau menjaga keamanan kampung.
Saat memulai permainan, guru membagikan kepingan-kepingan kertas permainan kepada pemain. Satu orang pemain mendapatkan satu kepingan. Kepada pemain dijelaskan bahwa mereka bertugas menata kembali kepingan kertas itu sehingga menjadi bangun/bentuk tertentu (misalnya empat persegi panjang). Aturan main juga dijelaskan, yakni: (a) Para pemain tidak boleh saling berbicara dengan sesama pemain; (b) Para pemain tidak boleh meminta kepingan kertas kepada pemain lain; (c) Para pemain tidak boleh memberi kode, isyarat dan petunjuk lainnya kepada pemain lain; (d) Para pemain boleh memberikan kepingan kertas pegangannya kepada pemain lain yang membutuhkan untuk menyelesaikan bangun/bentuk tersebut (tetapi sama sekali tidak boleh meminta.
Kemudian guru mengajak anak-anak untuk membahas jalannya permainan Yang perlu dibahas terutama adalah: (a) apakah para pemain dan anak-anak lainnya telah benar-benar mengenal bangun yang dimainkan itu? (b) apakah “rahasia” kelancaran atau kelambatan para pemain dalam membentuk bangun yang dikehendaki? (c) apakah ada hambatan dalam kerja sama para pemain, misalnya apakah ada yang cenderung mendekte, “tidak sabaran”, “suka ngambek” dan sebagainya? (d) perlunya kerja sama dan perlunya pengendalian diri dalam kerja sama. Dengan prosedur yang serupa, bentuk permainan ini dapat dikembangkan sehingga dapat dimainkan untuk memperkenalkan warna, binatang, tanaman, dan bilangan.
Perlakuan setelah permainan ini hendaknya lebih dipentingkan daripada Permainan Puzzle sebagai salah satu bentuk permainan edukatif itu sendiri. Tanpa perlakuan setelah permainan, maka maksud dan tujuan permainan edukatif yakni untuk meningkatkan rasa kebersamaan dan kerjasama siswa tidak akan pernah tercapai, sehingga permainan itu lebih dari permainan pelipur lara belaka.
2. BUILDING BLOCK
Building Block dapat dibuat dari kayu ataupun plastik. Biasanya permainan ini membangun rumah, istana, ada jembatan dan banyak pilihan bangunan lainnya. Pada prinsipnya permainan ini ialah membangun atau mendirikan suatu bangunan. Anak dibagi dalam beberapa kelompok, misalnya 5 orang. Kemudian tiap kelompok diberi potongan-potongan bangunan yang nantinya akan dibangun. Sebelumnya guru menjelaskan aturan permainannya. Tidak ada siswa yang boleh bertukar atau mencari potongan lain pada kelompok lain. Jadi dari potongan yang diberikan guru harus dibangun semua.
Nilai yang diambil dari permainan ini adalah kecepatan, kebersamaan dan yang paling penting adalah kerjasama anak dalam membangun. Sebernarnya kecepatan tidak terlalu diutamakan, tetapi untuk memotivasi anak hal itu harus disampaikan. Setelah dibagi dalam kelompok, guru memimpin permainan. Guru hanya memberi arahan dan motivasi dari permainan itu. Setelah selesai guru menilai kecepatan, dan kerjasama sari masing-masing kelompok. Setelah itu guru memberi evaluasi bahwa dari permainan tadi banyak nilai-nilai yang di dapatkan. Misalnya kerjasama, guru menjelaskan bahwa dalam hal apapun jika dikerjakan bersama-sama akan lebih ringan dan cepat selesai. Guru juga menjelasskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari sangat diperlukan kerjasama, baik di sekolah, di rumah, atau di masyarakat.
E. PRINSIP-PRINSIP PADA MEDIA EDUKATIF
1. PRINSIP PRODUKTIVITAS
Permainan edukatif harus dapat mengembangkan sikap produktif pada diri anak sebagai pengguna dan pemain dalam permainan itu sendiri. Sehingga dari permainan itu akan mengena dan tersimpan di memori anak sehingga suatu saat anak mampu menginovasi atau menciptakan sesuatu yang baru.
2. PRINSIP AKTIVITAS
Permainan edukatif harus mampu mengembangkan sikap aktif pada anak. Sehingga permainan edukatif mampu mengembangkan motorik kasar dan motorik halus pada anak.
Permainan edukatif harus mampu mengembangkan sikap aktif pada anak. Sehingga permainan edukatif mampu mengembangkan motorik kasar dan motorik halus pada anak.
3. PRINSIP EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI
Prinsip ini menjadi tolak ukur dari efek permainan edukatif yang digunakan. Jadi dalam hal ini guru sebagai fasilitator dituntut cerdas untuk memilih permainan edukatif yang memiliki muatan pendidikan dan cocok untuk anak.
Prinsip ini menjadi tolak ukur dari efek permainan edukatif yang digunakan. Jadi dalam hal ini guru sebagai fasilitator dituntut cerdas untuk memilih permainan edukatif yang memiliki muatan pendidikan dan cocok untuk anak.
4. PRINSIP KREATIVITAS
Melalui permainan, diharapkan anak mampu merancang sesuatu yang baru dan berbeda dan menimbulkan kepuasan pada anak. Meskipun permainan itu mudah dan murah, tapi anak akan tetap memiliki rasa penasaran untuk membongkar atau merusaknya.
Melalui permainan, diharapkan anak mampu merancang sesuatu yang baru dan berbeda dan menimbulkan kepuasan pada anak. Meskipun permainan itu mudah dan murah, tapi anak akan tetap memiliki rasa penasaran untuk membongkar atau merusaknya.
5. PRINSIP MENDIDIK DENGAN MENYENANGKAN
Permainan edukatif harus memperhatikan sisi kemampuan anak. Dari permainan diharapkan anak merasa senang dengan permainan yang dimainkan namun, tanpa disadari ternyata permainan yang dikembangkan bermanfaat untuk mengembangkan IQ, EQ danSQ.
Permainan edukatif harus memperhatikan sisi kemampuan anak. Dari permainan diharapkan anak merasa senang dengan permainan yang dimainkan namun, tanpa disadari ternyata permainan yang dikembangkan bermanfaat untuk mengembangkan IQ, EQ danSQ.
F. DAMPAK MEDIA EDUKATIF BAGI ANAK
1. Mampu melatih konsentrasi pada anak
Semakin dini usia anak semakin terbatas pencurahan perhatiannya. Oleh karena itu permainan dan pengajaran yang menggunakkan alat dan media yang baik akan membantu mempertahankan daya tangkap murid.
Semakin dini usia anak semakin terbatas pencurahan perhatiannya. Oleh karena itu permainan dan pengajaran yang menggunakkan alat dan media yang baik akan membantu mempertahankan daya tangkap murid.
2. Mengajar dengan lebih cepat dengan waktu relatif singkat
Bila pelajaran hanya disampaikan dengan kata-kata saja, mungkin bisa tersampaikan atau salah paham. Namun dengan bantuan alat dan media yang baik, guru bisa menjelaskan dalam waktu cepat dan mencapai indikator kebnerhasilan belajar lebih cepat.
Bila pelajaran hanya disampaikan dengan kata-kata saja, mungkin bisa tersampaikan atau salah paham. Namun dengan bantuan alat dan media yang baik, guru bisa menjelaskan dalam waktu cepat dan mencapai indikator kebnerhasilan belajar lebih cepat.
3. Menambah daya pengertian dan ingatan
Dalam menjelaskan sesuatu jika menggunakkan media yang tepat tentu akan lebih mudah dimengerti dan memperdalam pengalaman belajar serta ingatan siswa. Melalui indera penglihatan dan pendengaran murid dapat memahami perbedaan arti, warna , serta bentuk.
Dalam menjelaskan sesuatu jika menggunakkan media yang tepat tentu akan lebih mudah dimengerti dan memperdalam pengalaman belajar serta ingatan siswa. Melalui indera penglihatan dan pendengaran murid dapat memahami perbedaan arti, warna , serta bentuk.
4. Membuat proses belajar menyenangkan
Cara mengajar yang monoton tentu akan membosankan. Tetapi bila didisampaikan dalam bentuk yang berbeda, media yang berbeda tentu akan menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar anak.
Cara mengajar yang monoton tentu akan membosankan. Tetapi bila didisampaikan dalam bentuk yang berbeda, media yang berbeda tentu akan menyenangkan dan mampu membangkitkan motivasi belajar anak.
5. Membangkitkan emosi anak
Menyampaikan suatu materi dengan media-media yang menarik tentunya akan lebih berhasil daripada menggunakan ceramah saja. Dengan media yang menarik tentu akan membangkitkan emosi anak, perhatian pada materi dan juga pada media tersebut.
Menyampaikan suatu materi dengan media-media yang menarik tentunya akan lebih berhasil daripada menggunakan ceramah saja. Dengan media yang menarik tentu akan membangkitkan emosi anak, perhatian pada materi dan juga pada media tersebut.
6. Mampu Mengatasi Keterbatasan Bahasa
Perbedaan kebudayaan sering menimbulkan kesalahpahaman, namun dengan media mampu mengatasi kesalahpahaman akan keterbatasan anak-anak untuk mengerti suatu bahasa.
Perbedaan kebudayaan sering menimbulkan kesalahpahaman, namun dengan media mampu mengatasi kesalahpahaman akan keterbatasan anak-anak untuk mengerti suatu bahasa.
7. Meningkatkan rasa sosialisasi pada anak
Permainan yang edukatif tentunya tidak boleh melupakan muatan-muatan pendidikan bagi anak. Dengan model permainan kelompok tentu akan menumbuhkan rasa sosial pada anak.
Permainan yang edukatif tentunya tidak boleh melupakan muatan-muatan pendidikan bagi anak. Dengan model permainan kelompok tentu akan menumbuhkan rasa sosial pada anak.
8. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada anak
Dengan permainan edukatif pasti merangsang anak untuk berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Paling tidak dengan permainan edukasi akan menimbulkan banyak pertanyaan dan imajinasi yang tentunya akan ditanyakan pada guru, orangtua atau teman sebayanya.
Nah itulah beberapa penjelasan singkat tentang pentingnya Media Edukatif bagi anak-anak kita, terus kunjungi metif.blogspot.com untuk menadapatkan tips-tips menarik lain tentang Media Edukatif, sekian dulu artikel kali ini semoga bermanfaat dan salam METIF-Media Edukatif.
Sumber dan Referensi : www.sewamainan.co.id
0 Response to "MEDIA EDUKATIF"
Post a Comment