Ciri-ciri Pakaian Adat Sumatra Barat”Limpeh Ruah Nan Gadang”
28 February 2018
Add Comment
image by https://www.slideshare.net
METIF Media Edukatif-Limpapeh Rumah Nan Gadang Adalah pakaian adat suku Minang Kabau Dari
Daerah Sumatra Barat, dan pakaian adat ini sering di gunakan pada acar-acara
tertentu saja.
Dalam bahasa Minang, kata Limpeh memiliki arti tiang penyangga pada sebuah
bangunan, apabila tiang ini mengalami rapuh atau rusak, maka akan runtuhlah
semua bangunan tersebut.
Kata Limpeh ini memiliki makna peran seorang Ibu atau perempuan bagi keluarga dan kerabat nya, dan kaum adat Minang Kabau memosisikan seorang ibu
atau perempuan adalah sebagai tiang utama dalam menjaga keutuhan nilai-nilai
adat istiadat, hal ini tercermin pada pakaian adat wanita Minang Kabau.
I. Ciri-ciri umum pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang untuk Pria
Minang Kabau.
Pakaian dari Sumatera Barat yang di pakai oleh kaum pria di sebu dengan
nama pakaian penghulu.
Pakaian Penghulu di pakai oleh kalangan tertentu saja, kelengkapan pada
pakaian penghulu adalah deta, baju hitam, sarawa, cawek, sandang, sesamping,
keris, dan tungkek.
Berikut ini dalah penjelasan dari masing-masing bagian pada Pakaian
Penghulu :
1. Deta atau Penutup Kepala :
Deta adalah bagian penutup kepala terbuat dari lilitan kain hitam
dan memiliki banyak kerutan, dan kerutan
itu memiliki lambang, bahwa seorang tetua setiap kali menyelesai kan permasalahan
haruslah mengerutkan dahinya, dalam artian setiap pemecahan masalah haruslah mempertimbangkan
segala dampak baik atau buruk dari permasalahan tersebut. Jenis-jenis Deta di kenakan sesuai dengan jabatan
yang di milikinya, Misalnya, Deta Raja hanya boleh di pakai oleh Raja saja,
Deta Saluak Batimbo hanya dipakai para penghulu atau kepala desa, jenis Deta yang
lain diantaranya adalah, deta cilieng manurun. deta ameh, dan deta gadang.
2. Baju :
Secara umum Baju Penghulu memiliki ciri-ciri
berwarna hitam, warna hitam memiliki
makna bahwa seorang penghulu atau tetua
harus bisa meredam segala bentuk pujian, warna hitam tidak akan berubah
walaupun di dominasi oleh warna-warna lain.
3. Sarawa atau Celana :
Sarawa merupakan celana dengan
warna dasar hitam yang di kenakan oleh para penghulu yang juga memiliki warna
hitam, Sarawa di desain dengan ukuran
besar di bagian betis yang memiliki arti, bahwa seorang kepala adat harus
berjiwa besar dalam menjalankan tugas.
4. Sasampiang atau
Selendang :
Kain Sasampiang dengan warna merah serta dihiasi
dengan benang warna-warni dan dipakaikan di bagian bahu.
Sasampiang dengan warna merah melambangkan
keberanian, sedangkan hiasan benang melambangkan ilmu dan kearifan.
5. Cawek Atau Ikat Pinggang :
Cawek di buat dengan bahan kain sutra, dan
kegunaannya adalah untuk mengencangkan celana yang longgar, kain cawek atau
ikat pinggang yang di kenakan oleh tetua adat atau penghulu ini memiliki makna bahwa seorang penghulu harus memiliki jiwa
cakap dan lemah lembut, serta sanggup menyatukan atau menjalin persaudaraan kepada
masyarakatnya.
6. Sandang :
Sandang atau selendang adalah kain merah yang cara
mengenakannya dengan cara diikatkan pada bagian pinggang adalah sebagai pelengkap
pada pakaian adat Minang Kabau.
Sandang memiliki warna merah dengan berbentuk persegi
empat Sandang melambangkan bahwa seorang penghulu haruslah tunduk dan taat
kepada hukum adat yang berlaku di daerahnya.
7. Senjata Keris dan Tongkat :
Keris dikenakan dengan cara diselipkan dibagian
pinggang pemakainya, dan tongkat dipakai
untuk menunjuk arah atau jalan, perlengkapan tersebut memiliki makna bahwa kepemimpinan yang di emban adalah mengandung
amanah serta juga tanggung jawab besar di dalamnya.
II. Ciri-ciri umum pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang untuk
Kaum Wanita Minang Kabau.
Di tiap-tiap daerah bahan, ornament serta motif pakaian adat Limpapeh
Rumah nan Gadang cenderung memiliki beberapa kesamaan yang terletak pada
bagian-bagiannya, namun trdapat pula perbedaan, dan perbedaan itu terletak pada bahan pakaian, corak, ornament, dan
motif hiasan, adapun persamaan nya ada pada bagian tingkuluak, minsie, baju
batabue, lambak atau sarung, salempang, gelang ,kalung dan ornamrnt lainnya.
1. Tingkuluak atau Penutup Kepala :
Tingkuluak adalah tutup kepala bagi kaum wanita, Tingkuluak
ini mirip dengan atap Rumah Gadang, di mana bentuk atap rumah gadang menyerupai
bentuk kepala dan tanduk kerbau, Tingkuluak dapat di pakai sehari-hari ataupun
acara-acara tertentu.
2. Baju Batabue :
Baju batabue merupakan baju kurung, yang didesain memiliki ornament taburan
perak dan emas, hiasan atau pernak-pernik pada Baju batabue di sulam menggunakan
benang warna emas dengan corak motif sulaman yang beraneka ragam. Baju Batabue
bermakna bahwa di Sumatra Barat memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah.yang
dihiasi dengan taburan pernak-pernik benang emas, pakaian adat ini biasanya
memiliki warna biru, hitam, merah, dan lembayung, di tepi lengan dan leher atau
sering disebut minsie, Minsie adalah simbol bahwa seorang wanita Minang Kabau
harus taat pada batas aturan adat.
3. Lambak (sarung):
Lambak adalah merupakan pelengkap bagian bawah pada pakaian adat Bundo
Kanduang, Lambak atau sarung ini adalah jenis kain songket, Lambak pada umumnya
di pakai dengan di ikatkan pada bagian pinggang dan menutupi bagian bawah tubuh
kaum wanita penempatan belahan Lambak ini di susun tergantung dari adat masing
masing darah, pemakaiannya dapat disusun di bagian depan, samping kiri, samping
kanan, ataupun di bagian belakang.
4. Salempang
Salempang atau selendang terbuat dari kain songket, pada umumnya Salempang di pakai pada bagian pundak wanita. Salempang
memiliki arti bahwa seorang wanita harus memiliki sifat kasih sayang terhadap
anak cucu, dan harus memiliki kewaspadaan dalam setiap kondisi ataupun keadaan.
5. Perhiasan
Hal ini serupa dengan pakaian adat di daerah-daerah lain, dimana setiap
pakaian adat wanita selalu di lengkapi dengan berbagi perhiasan, pernak pernik
serta aksesoris, Perhiasan tersebut bisa berupa gelang, kalung, anting cincin
dan lain-lain.
Pada bagian dukuah atau kalung terdapat bermacam-macam motif, diantaranya
adalah kalung perada, cekik leher, manik pualam, dukuh panyiaram, daraham, serta
kaban.
Dukuah melambangkan seorang wanita mengerjakan sesuatu dengan azas kebenaran,
sedangkan untuk motif gelangnya adalah;
galang ula, galang rago-rago, kunci
maiek, galang basa, serta galang bapahek.
Gelang memiliki filosofi bahwa dalam melakukan sesuatu seorang wanita harus taat
terhadap batasan-batasan tertentu.
Demikian Semoga Bermanfaat, dan salam Media Edukatif.
0 Response to "Ciri-ciri Pakaian Adat Sumatra Barat”Limpeh Ruah Nan Gadang”"
Post a Comment