Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW
15 April 2018
Add Comment
Perjalanan
Nabi Muhammad SAW Dari Bumi Menuju Sidratul Muntaha
Menerima
Perintah Dari Allah SWT Untuk Menjalankan Shalat Lima Waktu
Dalam
Sehari Semalam
Isra' Mi'raj adalah sebuah peristiwa perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Bumi menuju
Sidratul Muntaha guna mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menjalankan
salat lima waktu dalam sehari semalam, dan peristiwa yang di alami oleh Nabi Muhammad
SAW hanya berlangsung dalam semalam.
Dan
pada masa itu rasanya sangatlah mustahil bagi seorang manusia dapat melakukan
perjalanan dari bumi menuju luar bumi (Sidratul Muntaha) dalam waktu secepat itu, apalagi saat itu belum ditemukan alat
transportasi luar angkasa secanggih saat ini, kalaupun ada tidak ada yang sehebat kendaraan yang di ciptakan oleh Allah SWT.
Namun
kala itu perjalanan Nabi Tidaklah menggunakan kendaraan bermesin seperti era
sekarang, lalu kendaraan jenis apa yang digunakan oleh Baginda Nabi Muhammad
SAW ?
Apa
yang tadinya terasa mustahil bagi manusia, jika Allah SWT menghendaki maka
tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT, dan masa itu Allah SWT memberi kan Buroq sebagai fasilitas kendaraan yang
digunakan oleh Nabi untuk melakukan perjalanan Dari Bumi Menuju Sidratul Muntaha.
Allah
SWT menjelaskan Peristiwa Isra' Mi'raj ini
di dalam Surah Alisra ayat pertama yang berbunyi :
SUBHAANALLADZI
ASRA BI ABDIHI LAILAM MINAL MASJIDIL HAROOMI ILAL MASJIDIL AQSOLLADZII
BAAROKNAA HAULAHUU LINURIYAHUU MIN AAYAATINAA, INNAHUU HUWAS SAMII’UL BASHIIR.
Yang Artinya
:
Mahasuci (Allah) yang telah
memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke
Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan
kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha
Mendengar, Maha Melihat.
Ayat
tersebut diawali dengan kata subhan yang artinya maha suci, secara
peruntukannya adalah guna menolak segala bentuk argumentasi yang bertentangan
dengan keagungan Allah.
Hal
tersebut bukanlah tanpa alasan, sebab peristiwa tersebut benar-benar di luar
nalar seorang manusia yang dimasa itu secara teknologi belum secanggih saat
ini.
Apalagi
pada masa itu kendaraan yang umum di pakai oleh manusia adalah berupa hewan
seperti kuda dan unta, dan kuda serta unta ini sangatlah mustahil jika dipakai
bepergian jauh dalam waktu singkat, apalagi hingga mencapai ke langit yang ketujuh
atau Sidratul Muntaha .
Peristiwa langka ini tentu saja di luar akal pikiran manusia dikala itu,
sehingga saat itu banyak orang yang tidak percaya akan ketika Nabi Muhammad
bercerita tentang peristiwa itu.
Menurut Ustad Adi Hidayat saat ceramah acara peringatan Isra’ Mi’raj
Nabi Muhammad SAW.
Dan setelah peristiwa itu, Nabi Muhammad juga menceritakannya kepada penduduk
yang lain, “Nabi Muhammad naik ke sebuah Bukit Qubes dan bercerita kepada
penduduk Mekkah pada saat itu. Banyak diantara mereka yang tak percaya dan sempat
mengatakan bahwa Nabi Muhammad berbohong , atau tukang kibul. Dan hal ini
dimanfaatkan oleh Abu Jahal sebagai bahan
cerita untuk menjelek-jelekkan Rasulullah. Kala itu penduduk Mekkah yang semula
yakin kini mulai goyah dan mulai tumbuh rasa keraguan. Hingga akhirnya hampir semua masyarakat Mekkah kala itu tak
percaya karena dipengaruhi oleh kata-kata Abu Jahal, dan kala itu berkatalah dalam
hatinya Abu Jahal, bahwa ada satu orang lagi yang menyatakan percaya dan tidak dengan
cerita Muhammad, yaitu Abu Kuhafah atau Abu Bakar. Jika Abu Bakar tak percaya
juga, maka selesai sudah dakwah Muhammad,”
Lalu kemudian ditanyalah Abu Bakar, kemudian setelah mendengar cerita
Nabi Muhammad dia berkata: seandainya Muhammad berkata di balik bukit itu ada
musuh tetapi ternyata tak ada, maka aku akan tetap percaya kepadanya.
Maka dari itu , ayat di atas diawali dengan kata subhan yang berfungsi
untuk menolak anggapan-anggapan negatif atau pelecehan masyarakat Mekkah saat
itu tentang keagungan Allah dalam peristiwa ini.
Masyarakat Mekkah pada saat itu banyak juga yang
ragu akan peristiwa yang di ceritakan oleh Nabi Muhammad, dan beranggapan bahwa
Nabi berbohong tentang kendaraan Buroq yang ditumpanginya saat melakukan
perjalanan atau Isra' Mi'raj masyarakat beranggapan hal itu tidak mungkin.
Menurut Ustad Adi Hidayat, kata buroq itu berasal
dari Bahasa Arab (barqun) yang memiliki
arti kilat.
“Kata
barqun ini dapat ditemukan di dalam Surah Albaqarah ayat 20 yang berarti
kilat,” Jika
barqun berarti kilat, maka turunan katanya dari kata barqun tersebut adalah buroq.
“Buroq
memiliki arti tunggangan atau alat transportasi yang di gunakan untuk menuju ke
satu tempat dengan secepat kilat atau cepat ”
Lalu sekarang
bagaimana dan seperti apakah spesifikasi
Buroq tersebut?
Nabi
Muhammad SAW memberikan penjelasannya dalam sebuah hadisnya yang telah diriwayatkan
oleh Bukhari, nomor hadis 3207 yang memiliki arti “Saya diperlihatkan dan
dipersiapkan satu hewan tunggangan yang bukan bighol (hewan campuran kuda dan
keledai, kuda paling tangguh di masa itu) tetapi lebih besar dari keledai,
namanya Buroq” “Jadi,
menurut hadis tersebut, Buroq itu memiliki ciri-ciri perawakannya tidak
setinggi kuda, akan tetapi posturnya lebih besar dari pada keledai.
Lalu bagaimanakah kecepatannya jelajahnya?
Ini juga dijelaskan lagi oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, hadisnya nomor 164, yakni kendaraan Buroq bergerak sekelebat pandangan. Jadi begitu kita lihat di suatu tempat dia sudah berada di situ, kemana saja arah mata kita memandang di selalu sudah di situ, kita coba melihat ke arah galaksi sekalipun dalam sekejap dia sudah di situ, jadi sangat luar biasa sekali kendaraan Buroq yang di ciptakaan Allah SWT ini. Jadi ciri-ciri berikutnya adalah pergerakannya sangat cepat bagaikan kilat.
Lalu bagaimanakah kecepatannya jelajahnya?
Ini juga dijelaskan lagi oleh Nabi Muhammad dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, hadisnya nomor 164, yakni kendaraan Buroq bergerak sekelebat pandangan. Jadi begitu kita lihat di suatu tempat dia sudah berada di situ, kemana saja arah mata kita memandang di selalu sudah di situ, kita coba melihat ke arah galaksi sekalipun dalam sekejap dia sudah di situ, jadi sangat luar biasa sekali kendaraan Buroq yang di ciptakaan Allah SWT ini. Jadi ciri-ciri berikutnya adalah pergerakannya sangat cepat bagaikan kilat.
Menurut
kisah yang admin kutip dari media lain
Kesimpulannya adalah, di suatu ketika saat Nabi berada
di dalam sebuah kamar dan sedang dalam keadaan tidur, kemudian datanglah malaikat
mengeluarkan hati Nabi lalu malaikat itu mencucinya, kemudian malaikat tersebut
memberikannya emas yang dipenuhi dengan iman. selanjutnya hati Nabi
dikembalikan sebagaimana awalnya.
Setelah
itu Nabi melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj dengan menggunakan Buraq dan diantar
oleh malaikat Jibril sampai langit dunia, lalu terdapat pertanyaan, “Siapa
ini?” Jibril menjawab: “Jibril.” “Siapa yang sedang bersamamu?” dan Jibril
menjawab, “Muhammad”. “Selamat datang, sungguh sebaik-baiknya orang yang
berkunjung adalah engkau wahai Nabi.”
Dan di
langit dunia inilah Nabi bertemu dengan Nabi Adam ‘alaihissalam, lalu malaikat
Jibril menunjukkan bahwa Nabi Adam adalah bapak dari para Nabi. Dan Malaikat Jibril
memohon kepada Nabi Muhammad agar mengucapkan salam kepada Nabi Adam AS, lalu Nabi
Muhammad mengucapkan salam kepada Nabi Adam ‘alaihissalam, dan sebaliknya Nabi
Adam pun membalas salam kepada Nabi Muhammad.
Perjalanan
Nabi selanjutnya adalah menuju langit kedua, dan di sini lah Nabi bertemu
dengan Nabi Yahya dan juga Nabi Isa.
Selanjutnya
di langit ketiga, Nabi Muhammad berjumpa dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam, selanjutnya
di langit keempat Nabi Muhammad juga bertemu dengan Nabi Idris, berlanjut lagi di
langit kelima Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Harun ‘alaihissalam, di langit
keenam, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Musa, dan kala itu Nabi Musa menangis
karena Nabi Muhammad mempunyai umat yang paling banyak masuk surga, dan hal itu
melampaui dari umatnya Nabi Musa. Lalu yang terakhir di langit ketujuh, Nabi
Muhammad dipertemukan dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.
Dan setelah
itu, Nabi Muhammad menuju Sidratil Muntaha, yang mana tempat tersebut adalah
tepat Nabi bermunajat dan berdoa kepada Allah SWT. Selanjutnya Nabi naik lagi menuju
Baitul Makmur, yaitu baitullah di langit ketujuh yang mana arahnya lurus dengan
Ka’bah yang ada di bumi, dan disetiap harinya terdapat tujuh puluh ribu
malaikat masuk untuk berthawaf di dalamnya.
Dan
kala itu Nabi disuguhi dengan 3 jenis minuman diantaranya arak, susu, dan madu. Lalu Nabi
mengambil susu, kemudian Jibril mengatakan : “Susu adalah lambang dari kemurnian
dan fitrah yang menjadi ciri khas Nabi Muhammad dan umatnya.”
Lalu
di Baitul Makmur inilah, Nabi Muhammad bertemu dengan Allah Subhanahu Wata’ala,
dan Allah SWT memerintahkan ibadah yang diwajibkan
kepada Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat di setiap
hari.
Lalu Nabi
Muhammad menerima dan kemudian kembali pulang, ketika dalam perjalanan menuju
pulang, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS.
Dan kala
itu Nabi Musa mengingatkan kepada Nabi Muhammad bahwa umatnya tidak akan mampu
dengan perintah shalat sebanyak lima puluh rakaat dalam sehari, dan Nabi Musa
mengatakan, bahwa umat Nabi Musa telah membuktikannya.
Dan Nabi
Musa meminta kepada Nabi Muhammad SAW untuk kembali pada Allah SWT, dan kembali
mohonlah keringanan untuk umatmu.
Dan kemudian
Nabi Muhammad SAW menghadap lagi kepada Allah SWT, dan kemudian Allah SWT menurunkan jumlah rakaat
sahalat menjadi sepuluh kali dalam sehari semalam. Dan kemudian Nabi Muhammad
kembali lagi kepada Nabi Musa AS, kemudian Nabi Musa mengingatkan lagi seperti yang
awal tadi.
Dan
lagi-lagi Nabi kembali menghadap Allah SWT hingga dua kali berturut-turut, dan
akhirnya Allah mewajibkan shalat sebanyak lima waktu dalam sehari semalam.
Selanjutnya
Nabi Muhammad SAW kembali pada Nabi Musa AS, dan Nabi Musa juga tetap
mengatakan bahwa umatmu tak akan sanggup wahai Nabi Muhammad,namun kala itu
baginda Nabi menjawab, wahai Nabi Musa saya sudah malu untuk
kembali menghadap kepada Allah, Saya
ridho dan hanya pasrah kepada Allah SWT.
Nabi
Muhammad SAW Melihat 3 Sungai di Surga.
Beberapa hal lain yang dilihat oleh Baginda Nabi Muhammad SAW antara langit pertama dan langit kedua adalah tiga buah sungai yang amat besar. Dan nama ketiga sungai itu adalah Sungai Sungai Eufrat,Sungai Nil, dan yang terakhir sungai al-Kautsar.
Beberapa hal lain yang dilihat oleh Baginda Nabi Muhammad SAW antara langit pertama dan langit kedua adalah tiga buah sungai yang amat besar. Dan nama ketiga sungai itu adalah Sungai Sungai Eufrat,Sungai Nil, dan yang terakhir sungai al-Kautsar.
فَإِذَا هُوَ فِي السَّمَاءِ الدُّنْيَا بِنَهَرَيْنِ يَطَّرِدَانِ، فَقَالَ: مَا هَذَانِ النَّهَرَانِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا النِّيلُ وَالْفُرَاتُ
عُنْصُرُهُمَا. ثُمَّ مَضَى بِهِ فِي السَّمَاءِ، فَإِذَا هُوَ بِنَهَرٍ آخَرَ عَلَيْهِ قَصْرٌ مِنْ لُؤْلُؤٍ وَزَبَرْجَدٍ، فَضَرَبَ يَدَهُ
فَإِذَا هُوَ مِسْكٌ أَذْفَرُ، قَالَ: مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: هَذَا الكَوْثَرُ الَّذِي خَبَأَ لَكَ رَبُّكَ
“Ternyata
di langit dunia ada dua sungai yang mengalir, Nabi Muhammad bertanya, ‘Dua
sungai apa ini wahai Jibril? ‘ Jibril menjawab, ‘Ini adalah Nil dan Eufrat.’
Kemudian Jibril terus membawa Nabi ke langit, tiba-tiba ada sungai lain yang di
atasnya ada istana dari mutiara dan intan, Nabi memukulnya dengan tangannya,
tiba-tiba baunya seperti minyak wangi adlfar. Nabi bertanya, ‘Ini apa wahai
Jibril? ‘ Jibril menjawab, ‘Ini adalah telaga al Kautsar yang sengaja disimpan
oleh Tuhanmu untukmu’. “(HR. al-Bukhari dalam Kitab at-Tauhid (7079).”
Di
sepanjang perjalanan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam selihat melihat
tiga sungai Beliau juga melihat kembali di langit ketujuh, adapun al-Kautsar
adalah sebuah sungai yang sangat istimewa, dan itu adalah hadiah yang akan
Allah berikan kepada Rasul-Nya. Sungai tersebut berisi Air yang harum bagaikan
minyak misik. Bahkan lebih hebat dari itu. Dan al-Kautsar merupakan sungai di
antara sungai-sungai yang ada di surga.
Demikianlah
artikel tentang Perjalanan Nabi Muhammad SAW Dari Bumi Menuju Sidratul Muntaha Menerima
Perintah Dari Allah SWT Untuk Menjalankan Shalat Lima Waktu Dalam Sehari
Semalam, semoga bermanfaat dan salam METIF
Media Edukatif.
0 Response to "Kisah Perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW"
Post a Comment