Ciri-ciri Dan Keunikan Alat Musik Provinsi Sulawesi Utara Keroncong Mama dan Kolintang

Alat Musik  Provinsi Sulawesi Utara Keroncong Mama dan Kolintang

METIF Media Edukatif-Sahabat Metif dimanapun anda berada, tahukah anda bahwa di provinsi Sulawesi Utara selain memiliki alat musik tradisional bernama kolintang, di sana terdapat pula alat musik tradisional yang cukup unik, alat musik tersebut banyak bernama Keroncong Mama , alat musik ini dapat di temukan di daerah Pulau Gangga kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara.

1.     Alat Musik Keroncong Mama
Alat musik Keroncong Mama ini terbilang unik karena bentuknya yang mirip dengan gitar, namun berukuran besar dan di mainkan dengan cara diberdirikan dengan posisi tangkai senar berada di bagian atas, cara memainkannya seperti bermain gitar bass namun bukan di petik tetapi di pukul menggunakan kayu.

Alat musik Keroncong Mama biasanya di mainkan untuk mengiringi lagu-lagu daerah setempat, dan dimainkan dengan cara di padukan dengan alat musik lain berupa gitar, uku lele, keroncong kecil serta Keroncong Mama mama itu sendiri.


Keroncong Mama terbuat dari bahan kayu dan triplek yang diberi dawai atau senar berjumlah dua helai dan senar nya memiliki ukuran besar. Seperti inilah penampakan dari alat musik Keroncong Mama tersebut.

1.     Alat Musik Kolintang
Kolintang merupakan sebuah alat musik khas berasal dari Sulawesi Utara yang sudah tidak asing lagi dan alat musik ini dimainkan dengan cara di pukul, pada awalnya alat musik kolintang ini hanya memiliki beberapa bilah kayu yang di letakkan di atas kedua kaki pemainnya.

Seiring perkembangan waktu posisi kayu nya dipindahkan di dua batang pisang, kadang juga diikat menggunakan tali mirip dengan arumba jawa barat. Seiring perkembangan jaman jadilah seperti yang kita lihat saat ini.

Adapun fungsi dari kolintang pada jaman dahulu adalah slat musik yang di gunakan saat upacara-upacara adat yang berkaitan dengan ritual pemujaan  arwah leluhur, seiring perkembangan jaman masuklah agama Kristen di wilayah ini, dengan demikian upacara ritual pemujaan  arwah leluhur sudah mulai ditinggalkan.

Perkembangan Alat Musik Kolintang mulai berkembang setelah terjadinya peristiwa  Perang Dunia II.

Pada Tahun 1954 kolintang mulai dirancang dengan dibuatnya  2 ½ oktaf (masih diatonis), selanjutnya di tahun tahun 1960 berkembang lagi hingga mencapai 3 ½ oktaf dengan nada 1 kruis, naturel, dan 1 mol.

Nada dasar yang di gunakan  masih terbatas yaitu dengan tiga kunci (Naturel, 1 mol, dan 1 kruis) dengan jarak nada 4 ½ oktaf dari F sampai dengan  C. Dan pengembangan musik kolintang  terus berkembang, baik itu dari segi kualitas alat suara dan bahan yang di pakai, perluasan jarak nada, bentuk peti yang digunakan untuk resonator, tak lupa penampilannya juga di uat sangat menarik, sesuai perkembangan jaman kini kolintang sudah mencapai 6 oktaf.

Nah itulah beberapa penjelasan dari Alat Musik  Provinsi Sulawesi Utara Keroncong Mama dan Kolintang kali ini semoga bermanfaat dan salam METI Media Edukatif.

AdSense

0 Response to "Ciri-ciri Dan Keunikan Alat Musik Provinsi Sulawesi Utara Keroncong Mama dan Kolintang"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel