Memaksimalkan Penggunaan Mode Manual Kamea DSLR Anda Dengan Memahami Seting Exposure SHUTTER SPEED APERTURE dan ISO
07 January 2018
Add Comment
Posting kali
ini saya akan membahas Mode Manual saja, karena Seting Exposure yang
terdiri dari Shutter Speed, Aperture dan Iso ini
selalu digunakan pada kamera DSLR dengan Mode Manual.
Dengan memahami Seting Shutter Speed, Aperture dan Iso ini diharapkan sobat
akan lebih mudah dalam mengaplikasikannya pada Mode Manual di camera DSLR anda.
Keuntungan penggunaan Mode Manual Pada Kamera DSLR ini adalah, kita dapat merubah tiga nilai pada komponen Shutter Spee, Aperture dan Iso secara manual sesuai dengan yang kita inginkan. Dan rata-rata para fotografer profesioal banyak yang menggunakan mode manual, bukan berarti kinerja mode auto itu buruk, dalam prakteknya untuk mengatasi situasi tertentu mode auto juga sering dimanfaatkan sebagai alternatif tercepat.
Baiklah langsung saja, untuk memaksimalkan penggunaan Mode Manual Pada kamera DSLR kita terlebih dahulu harus memahami Seting Exposure .
Apa Seting Exposure Itu?
Seting Exposure
adalah kemampuan kamera dalam mengolah besar dan kecilnya cahaya yang masuk
kedalam sensor perekam gambar.
Adapun Seting
Exposure ini tedapat tiga komponen penting di dalam nya yaitu Shutter Speed
+ Aperture + Iso, Seting Exposure ini dapat menghasilkan gambar yang
berbeda-beda jadi pengaturan Shutter Speed, Aperture dan Iso yang benar sangat
penting dalam memaksimalkan penggunaan Mode Manual pada kamera DSLR.
Baik mari kita
bahas satu persatu dari tiga komponen dasar ini.
1. Shutter Speed
Shutter Speed
adalah kecepatan rana dalam membuka menutup atau cepat dan lambatnya waktu saat
membuka dan menutup cermin sensor perekam cahaya. Pilihan nilai seting Shutter
Speed ini ada banyak, mulai dari Blub 30'' sampai 1" ,1/2 sampai 1/4000.
Misalnya penggunaan Shutter Speed 1/200 detik cahaya yang ditangkap oleh sensor perekam gambar akan sedikit, dan akan menghasilkan gambar yang cenderung gelap, sedangkan pada setingan Shutter Speed 1/25 detik cahaya yang masuk ke sensor perekam gambar akan lebih banyak karena durasi waktu saat membuka cermin sensor agak lama sehingga cahaya yang masuk lebih banyak dan akan menghasilkan gambar yang lebih terang dari sebelumnya.
Contoh
gambarnya seperti di bawah ini :
Penggunaan
Shutter Speed lambat misalnya 1/2.5 pada pemotrtan objek yang bergrak, dengan
proses pemotretan kamera dipasang pada tripod,maka mengsalilkan gambar objek
yang diam akan tetap diam dan objek yang bergerak akan meninggalkan efek
bayangan atau motion blur, sebaliknya pemotrtan dengan Shutter Speed cepat
1/800 misalnya akan menghasilkan gambar bergerak menjadi beku diam atau dikenal
dengan istilah Freezing.
Contoh
gambarnya seperti di bawah ini :
2. Aperture
Aperture adalah
Bukaan Diafragma Lensa, Angka Aperture yang dilambangkan dengan huruf F ini
banyak sekali pilihan nilai angkanya diantaranya F/1.8,F/2,F/3.5,F/4 dan
lain-lain tergantung dengan jenis lensa yang digunakan.
Aperture ini
menentukan besaran cahaya yang akan dikirim melalui lensa menuju sensor perekam
gambar. misalkan Aperture dengan bukaan F/10 yang artinya diafragma lensa
tersebut akan terbuka sebesar 1/10 (panjang fokal lensa), semakin kecil nilai
Aperture nya maka semakin lebar buakan diafragma nya semakin banyak pula cahaya
yang akan masuk ke sensor penerima gambar dan gambar akan tampak terang,
sebaliknya jika semakin besar nilai Aperture maka bukaan lensa akan lebih
sempit cahaya yang masuk lebih sedikit dan gambar yang akan dihasilkan akan
lebih gelap. misalnya gambar dengan Aperture F/11 akan lebih gelap dari pada
gambar dengan Aperture F/1.8
Contoh
gambarnya seperti di bawah ini :
3. ISO
ISO di
gunakan untuk menyesuaikan hasil bidikan pada setiap kondisi pencahayaan.
Berikut Panduan Penggunaan ISO untuk menyesuaikan kondisi pencahayaan di lokasi tempat pengambilan gambar.
ISO 100-200
Untuk
pemotretan pada pencahayaan terang hasil gambar tajam dan detail. serta bisa
menggunakan Shutter Speed rendah.
ISO 400-800
Untuk
pemotretan dalam keadaan pencahayaan sedang misalnya di dalam rumah, teras,
ruangan dengan penerangan yang cukup.
ISO 800-1600
Untuk Pemotetan
aksi dengan kecepatan tinggi Indoor dengan pencahayaan rendah.
ISO 1600 ke atas
Untuk pemotretan
dengan pencahayaan yang kurang atau Lowlight
Efek dari merubah setingan ISO ini pada kamera DSLR adalah akan menimbulkan foto yang Noise atau Grain. Nilai iso rendah dengan pencahayaan cukup akan menghasilkan gambar yang tajam dan detail, sebaliknya nilai iso yang besar dengan pencahayaan yang cukup akan menghasilkan gambar yang terdapat Noise atau Grain nya,
Cntoh gambarnya
seperti di bawah ini ;
Jika gambar di
zoom maka akan tampak perbedaannya terdapat banyak Noise di bagian kepala
mobil pada seting nilai iso 1600
Contoh Rumus pengaturan Exposure Shutter Speed, + Aperture + Iso
1/125 + f/2 + Iso 100 = 0 (Hasil Auto Exposure)
1/125 +
f/2 + Iso 200 = 1 Foto akan tampak terang
1/125 +
f/2 + Iso 100 = -1 Foto akan tampak gelap
Seting Shutter Speed, Aperture dan Iso yang saya jelaskan di atas dapat diterapkan pada jenis kamera digital DSLR merek apapun, jadi kesimpulannya sebagus dan semahal apapun kamera DSLR kita jika kita tidak bisa mengatur Exposure meliputi Shutter Speed, Aperture dan Iso maka hasil foto kita pun tidak akan berkualitas, dan begitu juga sebaliknya walaupun kita menggunakan jenis kamera DSLR pemula yang bukan kelas profesional sekalipun tapi kita dapat menerapkan pengaturan Exposure meliputi Shutter Speed, Aperture dan Iso dengan baik maka hasil fotonya pun akan bagus dan berkualitas.
Demikian Artikel yang saya berikan ini, dengan memahami pengaturan Exposure meliputi Shutter Speed, Aperture dan Iso ini penggunaan Mode Manual anda akan sesuai dengan harapan.
Terima kasih
Semoga bermanfaat.
0 Response to "Memaksimalkan Penggunaan Mode Manual Kamea DSLR Anda Dengan Memahami Seting Exposure SHUTTER SPEED APERTURE dan ISO"
Post a Comment