BENTUK BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR



Pengantar Bimbingan Psiko-Edukatif
1.     Setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara utuh dan optimal (prinsip Pendidikan Anak Seutuhnya)
2.     Setiap peserta didik adalah “unik” (prinsip perbedaan individu kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi/adat,  sosial dan budaya
3.     Bimbingan psiko-edukatif merupakan upaya pemenuhan  hak anak yang diberikan variasi sesuai kebutuhan pengembangan potensi peserta didik secara utuh dan optimal
Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif
Tujuan umum
1.     Membantu peserta didik agar dapat  memenuhi tugas-tugas perkembangan mencapai kematangan, kemandirian, secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus
1.     Membantu  memberikan pelayanan kepada serta didik agar mampu mengenali dan memahami diri sendiri.
2.     Membantu  memberikan  pendampingan kepada peserta didik untuk mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi serta penyesuaian  diri dengan lingkungan.
3.     Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah.
4.     Mengembangkan  bakat, minat, dan potensi peserta didik yang memiliki keunggulan di berbagai bidang.
5.     Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran.
Stress Test for Children Key
Menurut David Elkind kehidupan anak-anak setiap hari dipenuhi akan stres (tekanan, ketegangan) yang harus diketahui oleh guru dan orang tua. Mulai dari stres ringan hingga stres berat yang mengkhawatirkan. Rentang stres digambarkan Elkind lewat “Stress Test for Children Key” yang memuat 44 jenis stres dengan skoring nilai dalam angka yang harus dipahami oleh guru dan orang tua agar dapat diberikan pelayanan pendampingan atau pemulihan. 


Gejala dan tingkat stres tersebut antara lain:

1. Meninggalnya orang tua = angkanya 100
2. Orangtua bercerai = angkanya 73
3. Orangtua berpisah = angkanya 65
4. Orang tua bepergian untuk bagian dari dinas = angkanya 63
5. Meninggalnya salah seorang famili terdekat = angkanya 63
6. Menekan anak untuk berprestasi secara tak patut = angkanya 6
7. Menderita sakit = angkanya 53
8. Orang tua kawin lagi = angkanya 50
9. Orang tua di PHK = angkanya 47
10. Orang tua rujuk = angkanya 45
11. Ibu pergi bekerja = angkanya 47
12. Keluarga sakit = angkanya 44
13. Ibu hamil = angkanya 40
14. Mengalami kesulitan saat di sekolah = angkanya 39
15. Menerima kelahiran adik baru = angkanya 39
16. Sekolah baru atau guru baru = angkanya 39
17. Kondisi keuangan keluarga bermasalah = angkanya 38
18. Sahabat dekat menderita sakit = angkanya 37
19. Memulai suatu kegiatan baru atau kegiatan diubah = angkanya 36
20. Perubahan peringkat prestasi antarsaudara = angkanya 35
21. Ancaman dan kekerasan di sekolah = angkanya 31
22. Kemalingan barang pribadi = angkanya 30
23. Bergantinya tanggung jawab di rumah =  angka 29
24. Perginya Abang dan Kakak Perempuan dari rumah = angkanya 29
25. Bermasalah dengan Kakek Nenek = angkanya 29
26. Menjadi anak yang berprestasi = angkanya 28
27. Pindah dari suatu kota ke kota lain = angkanya 26
28. Pindah dari suatu tempat ke tempat lain = angkanya 26
29. Menerima atau kehilangan hewan peliharaan = angkanya 25
30. Kebiasaan yang diubah = angkanya 24
31. Bermasalah dengan guru = angkanya 24
32. Diubahnya waktu di penitipan/bersama pengasuh = angkanya 20
33. Pindah ke rumah baru =  angkanya 20
34. Pindah ke sekolah baru = angkanya 20
35. Diubahnya kebiasaan bermain = angkanya 19
36. Liburan bersama keluarga = angkanya 19
37. Teman baru – angkanya = 18
38. Liburan/ berkemah = angkanya 17
39. Berubahnya Jam tidur  = angkanya 16
40. Berubahnya anggota keluarga = angkanya 15
41. Berubahnya waktu makan = angkanya 15
42. Berubahnya siaran teve yang biasa ditonton =  angkanya 1
43. Saat merayakan hari ulang tahun = angkanya 13
45. Dihukum karena bicara bohong = angkanya 11

Jika skor angkanya di bawah 150, maka itu bentuk stres yang masih mampu dihadapi anak sendiri. Jika skor antara 150 hingga 300 anak mulai memperlihatkan gejala-gejala stres. Namun apabila skor di atas angka 300 maka anak akan lelah yang memicu timbulnya masalah perilaku dan kesehatan ( This stress test for children is adapted from “The Hurried Child: Growing Up too Fast too Soon”, by David Elkind, Adapted by Stanley Wonderly).

Level Stress Siswa Anda di Mana?
Lembar Kerja Kasus 1
Doni, usia 7 tahun, peserta didik kelas 1 di SD Merdeka. Berdasarkan catatan guru kelas, Doni sangat  pendiam, jarang berbicara. Ingusnya tidak pernah kering. Dia suka bermain sendiri di halaman sekolah. Semua tugas yang diberikan guru kepadanya tidak pernah dikerjakan. Apa yang harus dilakukan pihak sekolah kepada Doni?
Pendekatan Prioritas Apa yang Patut Dilakukan?

Lembar Kerja Kasus 2
Yanti, usia 11 tahun, peserta didik kelas 5 di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, Yanti mengalami masalah belajar hampir di semua mata pelajaran pada semester 1. Perubahan perilaku yang tampak adalah antusias terhadap  pelajaran semakin rendah, beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman sekelas maupun kelas lain. Penampilan sehari-hari juga kurang tertib dengan berpakaian tidak rapi,  cuek, berbicara kasar dan jorok,  dan beberapa kali terlambat datang ke sekolah.
Apa yang dapat dilakukan sekolah kepada Yanti?

Lembar Kerja Kasus 3
Lukman, usia 10 tahun, peserta didik kelas 4 di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas,  prestasi belajar Lukman di semua mata pelajaran semester 1 di bawah rata-rata, tetapi dia sangat mahir melukis. Sayang sekali di sekolah merdeka tidak ada kegiatan ekstrakurikuler melukis, juga tidak ada guru yang mendampinginya melukis.
Supaya kemampuan yang dimiliki Lukman tidak hilang tindakan apa yang bisa dilakukan sekolah padanya?


Ini Juga Penting :

Cara-Cara Pendekatan yang Dapat Dilakuka
Diskusi
Dialog
Home Visit
* Anecdotal Record (Lihat contoh)
Membuat Program Pelibatan Ortu dan Spesialisasi (Children Care Giver)
Program Pemulihan (pemetaan kompetensi dan minat/bakat)
Pendampingan Akademik (membacakan buku, tutoring, remedial)

Supervisi Keberlanjutan

Contoh Format Pengisian Anekdotal Rekord


Bidang Layanan Bimbingan  Psiko-Edukatif
Bimbingan pribadi
* Pemberian pelayanan individual kepada peserta didik  terkait latar sosial , budaya, kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi/adat, merealisasikan keputusan terhadap kondisi peserta didik.
Bimbingan sosial
* Memberikan wadah  bersosialisasi  kepada peserta didik untuk bersosialiasi dengan  lingkungannya , melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berkomunikasi kepada teman sebaya,  teman sekelas, dan warga sekolah.
Bimbingan belajar
* Mengenali potensi diri peserta didik untuk mau dan siap belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil berkomunikasi, membaca, mendengar aktif, membaca, menulis, berhitung, memperhitungkan kemampuan, dan memahami  merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara optimal.


Baca Juga :

Komponen Bimbingan Psiko-Edukatif
Layanan dasar
* Bantuan kepada seluruh peserta didik menyiapkan diri melalui latar sosial, budaya masing-masing.

Layanan bakat dan minat khusus
* Mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik di berbagai bidang.

Layanan responsif
* Bantuan kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan edukatif-psikis.

Layanan dukungan sistem
* Menyiapkan layanan terpadu dengan Puskesmas, Psikolog, rumah sakit terdekat sesuai dengan kondisi peserta didik.

Kegiatan Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif
Di dalam Kelas
1.     Diberikan kepada peserta didik yang bermasalah.
2.     Diberikan  kepada seluruh peserta didik.
3.     Terintegrasi dalam pembelajaran.

Di luar kelas
1.     Bimbingan individual
2.     Bimbingan kelompok
3.     Bimbingan kelas besar atau lintas kelas
4.     Konsultasi
5.     Konferensi kasus
6.     Kunjungan rumah
7.     Alih tangan kasus
8.     Advokasi
9.     Kolaborasi
10.  Pengelolaan media informasi
11.  Pengelolaan kotak masalah 

Tugas Guru dalam Bimbingan Psiko-Edukatif
1.     Mengarahkan
2.     Mengendalikan
3.     Mendampingi
4.     Memotivasi
5.     Menampilkan diri sebagai model
6.     Menghubungkan
7.     Fasilitasi 

Diperlukan keterampilan komunikasi efektif baik verbal maupun non-verbal, peduli, empati, dan respek untuk membuhul rasa saling percaya

“Guru yang sukses adalah guru yang fokus utamanya pada peserta didik, 
bukan pada mata pelajaran”

Sir Walter Raleigh “The succesful teacher is the one whose their main interest is the children not the subject”

“Anak bagaikan buku Ia butuh dibaca”


AdSense

0 Response to "BENTUK BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel