BENTUK BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR
26 January 2018
Add Comment
Pengantar Bimbingan Psiko-Edukatif
1.
Setiap peserta didik memiliki potensi untuk berkembang secara utuh
dan optimal (prinsip Pendidikan Anak Seutuhnya)
2.
Setiap peserta didik adalah “unik” (prinsip perbedaan
individu kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi/adat, sosial
dan budaya
3.
Bimbingan psiko-edukatif merupakan upaya pemenuhan hak anak
yang diberikan variasi sesuai kebutuhan pengembangan potensi peserta didik
secara utuh dan optimal
Tujuan Bimbingan Psiko-Edukatif
Tujuan umum
1.
Membantu peserta didik agar dapat memenuhi tugas-tugas
perkembangan mencapai kematangan, kemandirian, secara utuh dan optimal.
Tujuan khusus
1.
Membantu memberikan pelayanan kepada serta didik agar mampu
mengenali dan memahami diri sendiri.
2.
Membantu memberikan pendampingan kepada
peserta didik untuk mengenali lingkungan fisik dan sosial dalam beradaptasi
serta penyesuaian diri dengan lingkungan.
3.
Membantu peserta didik agar berhasil menjalani masa peralihan dari
lingkungan keluarga ke lingkungan sekolah.
4.
Mengembangkan bakat, minat, dan potensi peserta didik
yang memiliki keunggulan di berbagai bidang.
5.
Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran.
Stress Test for Children Key
Menurut David Elkind kehidupan anak-anak
setiap hari dipenuhi akan stres (tekanan, ketegangan) yang harus diketahui oleh
guru dan orang tua. Mulai dari stres ringan hingga stres berat yang
mengkhawatirkan. Rentang stres digambarkan Elkind lewat “Stress Test for
Children Key” yang memuat 44 jenis stres dengan skoring nilai dalam
angka yang harus dipahami oleh guru dan orang tua agar dapat diberikan
pelayanan pendampingan atau pemulihan.
Gejala dan tingkat stres tersebut antara lain:
1. Meninggalnya
orang tua = angkanya 100
2. Orangtua
bercerai = angkanya 73
3. Orangtua
berpisah = angkanya 65
4. Orang tua
bepergian untuk bagian dari dinas = angkanya
63
5. Meninggalnya
salah seorang famili terdekat = angkanya 63
6. Menekan anak
untuk berprestasi secara tak patut = angkanya
6
7. Menderita
sakit = angkanya 53
8. Orang tua
kawin lagi = angkanya 50
9. Orang tua di
PHK = angkanya 47
10. Orang tua
rujuk = angkanya 45
11. Ibu pergi
bekerja = angkanya 47
12. Keluarga sakit = angkanya 44
13. Ibu
hamil = angkanya 40
14. Mengalami
kesulitan saat di sekolah = angkanya 39
15. Menerima
kelahiran adik baru = angkanya 39
16. Sekolah
baru atau guru baru = angkanya 39
17. Kondisi
keuangan keluarga bermasalah = angkanya 38
18. Sahabat
dekat menderita sakit = angkanya 37
19. Memulai
suatu kegiatan baru atau kegiatan diubah = angkanya 36
20. Perubahan
peringkat prestasi antarsaudara = angkanya
35
21. Ancaman dan
kekerasan di sekolah = angkanya 31
22. Kemalingan
barang pribadi = angkanya 30
23. Bergantinya
tanggung jawab di rumah = angka 29
24. Perginya
Abang dan Kakak Perempuan dari rumah = angkanya 29
25. Bermasalah
dengan Kakek Nenek = angkanya 29
26. Menjadi
anak yang berprestasi = angkanya 28
27. Pindah dari
suatu kota ke kota lain = angkanya 26
28. Pindah dari
suatu tempat ke tempat lain = angkanya 26
29. Menerima
atau kehilangan hewan peliharaan = angkanya
25
30. Kebiasaan
yang diubah = angkanya 24
31. Bermasalah
dengan guru = angkanya 24
32. Diubahnya
waktu di penitipan/bersama pengasuh = angkanya 20
33. Pindah ke
rumah baru = angkanya 20
34. Pindah ke
sekolah baru = angkanya 20
35. Diubahnya
kebiasaan bermain = angkanya 19
36. Liburan
bersama keluarga = angkanya 19
37. Teman
baru – angkanya = 18
38. Liburan/
berkemah = angkanya 17
39. Berubahnya
Jam tidur = angkanya 16
40. Berubahnya
anggota keluarga = angkanya 15
41. Berubahnya
waktu makan = angkanya 15
42. Berubahnya
siaran teve yang biasa ditonton = angkanya 1
43. Saat
merayakan hari ulang tahun = angkanya 13
45. Dihukum
karena bicara bohong = angkanya 11
Jika skor angkanya di bawah 150, maka itu
bentuk stres yang masih mampu dihadapi anak sendiri. Jika skor antara 150
hingga 300 anak mulai memperlihatkan gejala-gejala stres. Namun apabila skor di
atas angka 300 maka anak akan lelah yang memicu timbulnya masalah perilaku dan
kesehatan ( This stress test for children is adapted from “The Hurried
Child: Growing Up too Fast too Soon”, by David Elkind, Adapted by Stanley
Wonderly).
Level Stress Siswa Anda di Mana?
Lembar Kerja Kasus 1
Doni, usia 7 tahun, peserta didik kelas 1 di
SD Merdeka. Berdasarkan catatan guru kelas, Doni sangat
pendiam, jarang berbicara. Ingusnya tidak pernah kering. Dia suka bermain
sendiri di halaman sekolah. Semua tugas yang diberikan guru kepadanya tidak
pernah dikerjakan. Apa yang harus dilakukan pihak sekolah
kepada Doni?
Pendekatan Prioritas Apa yang Patut Dilakukan?
Lembar Kerja Kasus 2
Yanti, usia 11 tahun, peserta didik kelas 5
di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, Yanti mengalami
masalah belajar hampir di semua mata pelajaran pada semester 1. Perubahan
perilaku yang tampak adalah antusias terhadap pelajaran semakin rendah,
beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman sekelas maupun kelas lain.
Penampilan sehari-hari juga kurang tertib dengan berpakaian tidak rapi,
cuek, berbicara kasar dan jorok, dan beberapa kali terlambat datang ke
sekolah.
Apa yang dapat dilakukan sekolah
kepada Yanti?
Lembar Kerja Kasus 3
Lukman, usia 10 tahun, peserta didik kelas 4
di SD Merdeka. Berdasarkan pengamatan guru kelas, prestasi
belajar Lukman di semua mata pelajaran semester 1 di bawah rata-rata,
tetapi dia sangat mahir melukis. Sayang sekali di sekolah merdeka tidak ada
kegiatan ekstrakurikuler melukis, juga tidak ada guru yang mendampinginya
melukis.
Supaya kemampuan yang
dimiliki Lukman tidak hilang tindakan apa yang bisa dilakukan sekolah
padanya?
Ini Juga Penting :
Cara-Cara Pendekatan yang Dapat Dilakuka
* Diskusi
* Dialog
* Home Visit
* Anecdotal Record (Lihat contoh)
* Membuat Program Pelibatan Ortu dan Spesialisasi (Children
Care Giver)
* Program Pemulihan (pemetaan kompetensi dan minat/bakat)
* Pendampingan Akademik (membacakan buku, tutoring, remedial)
* Supervisi Keberlanjutan
Contoh
Format Pengisian Anekdotal
Rekord
Bidang Layanan
Bimbingan Psiko-Edukatif
Bimbingan pribadi
* Pemberian
pelayanan individual kepada peserta didik terkait latar sosial ,
budaya, kecerdasan, bakat, minat, kepribadian, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, lingkungan tempat tinggal, agama, tradisi/adat, merealisasikan
keputusan terhadap kondisi peserta didik.
Bimbingan sosial
* Memberikan
wadah bersosialisasi kepada peserta didik untuk
bersosialiasi dengan lingkungannya , melakukan interaksi sosial
secara positif, terampil berkomunikasi kepada teman sebaya, teman
sekelas, dan warga sekolah.
Bimbingan belajar
* Mengenali
potensi diri peserta didik untuk mau dan siap belajar, memiliki sikap dan
keterampilan belajar, terampil berkomunikasi, membaca, mendengar aktif,
membaca, menulis, berhitung, memperhitungkan kemampuan, dan
memahami merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi
ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara
optimal.
Baca Juga :
Komponen Bimbingan Psiko-Edukatif
Layanan dasar
* Bantuan
kepada seluruh peserta didik menyiapkan diri melalui latar sosial, budaya
masing-masing.
Layanan bakat dan minat khusus
* Mengakomodasi
pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta didik di berbagai bidang.
Layanan responsif
* Bantuan
kepada peserta didik yang menghadapi masalah dan memerlukan pertolongan
edukatif-psikis.
Layanan dukungan sistem
* Menyiapkan
layanan terpadu dengan Puskesmas, Psikolog, rumah sakit terdekat sesuai dengan
kondisi peserta didik.
Kegiatan Layanan Bimbingan Psiko-Edukatif
Di dalam Kelas
1.
Diberikan kepada peserta didik yang bermasalah.
2.
Diberikan kepada seluruh peserta didik.
3.
Terintegrasi dalam pembelajaran.
Di luar kelas
1.
Bimbingan individual
2.
Bimbingan kelompok
3.
Bimbingan kelas besar atau lintas kelas
4.
Konsultasi
5.
Konferensi kasus
6.
Kunjungan rumah
7.
Alih tangan kasus
8.
Advokasi
9.
Kolaborasi
10. Pengelolaan media informasi
11. Pengelolaan kotak masalah
Tugas Guru dalam Bimbingan Psiko-Edukatif
1.
Mengarahkan
2.
Mengendalikan
3.
Mendampingi
4.
Memotivasi
5.
Menampilkan diri sebagai model
6.
Menghubungkan
7.
Fasilitasi
Diperlukan keterampilan komunikasi efektif
baik verbal maupun non-verbal, peduli, empati, dan respek untuk
membuhul rasa saling percaya
“Guru yang
sukses adalah guru yang fokus utamanya pada peserta didik,
bukan pada mata pelajaran”
Sir Walter Raleigh “The succesful teacher is the one whose their main interest is the
children not the subject”
“Anak bagaikan buku Ia butuh dibaca”
0 Response to "BENTUK BIMBINGAN PSIKO-EDUKATIF DI SEKOLAH DASAR"
Post a Comment